Nias Selatan, MediaDuniaNews.com - Program Keluarga Harapan ( PKH) adalah Program pemberian bantuan bersyarat kepada keluarga miskin.
Beberapa Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH Desa Hiliorahua, Kecamatan Susua, Kabupaten Nias Selatan, masih belum mendapatkan kartu ATM PKH dan itu langsung dikatakan oleh KPM PKH Desa Hiliorahua, Kecamatan Susua, Kabupaten Nias Selatan. Sabtu, 09/01/2021
"Yasoaro Buulolo (52) salah seorang KPM PKH, saat dikonfirmasi menyampaikan kepada awak media, sejak Bulan Januari 2020 yang hampir satu tahun hingga saat ini, dan Bansos PKH yang saya terima tetap lancar dan penarikanya saya ambil melalui buku rekening BRI sampai bulan Oktober 2020 yang lalu." Ucap Yasoaro kepada awak media
"Lanjutnya, selama satu tahun kurang lebih saya sebagai penerima PKH hanya buku rekening yang saya pegang sebagai bukti bahwa saya termasuk KPM penerima PKH, sementara kartu ATM PKH saya tidak ada karena belum siap dibuat atau dicetak, dan inilah yang menjadi kendala kepada kami selama ini dalam setiap penarikan atau penerimaan PKH." Ujarnya
"Karena perjalanan dari Desa Hiliorahua menuju BRI Lahusa mencapai kurang lebih empat jam perjalanan melalui jalur Bawoluo-Telukdalam-BRI Lahusa, dengan menyewa RBT atau ojek dengan ongkos atau biaya yang kami keluarkan kurang lebih empat ratus ribu, sementara Bansos PKH yang kami terima ada tiga ratus ribu dan kadang sampai enam ratus ribu rupiah kurang lebih setiap tiga bulan, sehingga setiap bansos PKH yang kami terima habis pada saat kebutuhan perjalanan, sehingga bantuan PKH yang kami terima tidak kami manfaatkan untuk kebutuhan keluarga, kami sungguh sangat bersedih karena yang kami terima tidak relevan dengan pengeluaran yang artinya lebih besar yang kami keluarkan dari pada yang kami terima." Jelasnya
KPM PKH yang lain juga atas nama Haogoaro Laia dan Aroziduhu Buulolo, dkk menyampaikan hal yang sama kepada awak media, hanya saja besar bansos PKH yang diterima berbeda-beda.
"Tambahnya, Haogoaro Laia (71) mengatakan ATM PKH ini pernah kami sampaikan dan pertanyakan kepada petugas BRI Lahusa dan mereka bilang untuk tetap kami menunggu karena masih belum siap dari pusat dan kami akan tetap koordinasi kepada petugas pendamping PKH Desa Hiliorahua, dan itulah jawaban petugas BRI Lahusa kepada kami." Jelas Haogoaro Laia kepada media
"Lanjutnya, kami penerima PKH yang tidak memiliki ATM ada sekitar sepuluh orang diluar yang punya ATM yang sudah rusak atau terblokir. Maka, kami yang tidak saya sebut namanya satu persatu belum pernah menerima sembako atau yang kami kenal sebagai bonus PKH yang dua ratus ribu per bulan, dan kamipun tidak tau apakah sembako atau bonus itu masih tetap ada atau tidak dari sejak bulan januari 2020 sampai sekarang." Tandasnya
KPM PKH Desa Hiliorahua, Taogowanolo Laia (51), mengalami hal yang serupa dimana dia sudah memiliki kartu ATM namun tidak bisa dibuka.
"Saat Media konfirmasi, Taogowanolo Laia mengatakan ATM PKH sejak saya terima tidak berfungsi atau tidak bisa dibuka, dan saat saya mempertanyakan kepada petugas BRI Lahusa mereka bilang bahwa itu PIN ATM telah diblokir dan ATM nya pasti bisa dibuka bulan depan. Namun, sampai sekarang ATM PKH saya tetap saja tidak bisa dibuka." Tuturnya
"Nutiami Laia (56) salah satu KPM PKH menyampaikan bahwa sangat saya meminta tolong kepada petugas BRI dan pendamping PKH Desa Hiliorahua kalau bisa secepatnya dicetaklah ATM PKH saya itu karena saya sungguh sangat merasa capek dan tidak sanggup lagi setiap saya melakukan penarikan PKH di BRI Lahusa karena jauh, sudah hampir satu tahun ATM saya tidak ada, saya yang sudah tua ini melakukan perjalanan dengan jalan kaki kurang lebih empat jam setengah dari rumah saya sampai Hilizamurugo, kemudian saya lanjutkan lagi dari Hilizamurugo sampai di BRI Lahusa dengan naik ojek atau RBT kurang lebih tiga jam dengan ongkos kurang lebih tujuh puluh lima ribu rupiah, apalagi besar PKH yang saya terima terkadang seratus lima puluh ribu rupiah kurang lebih, sedangkan sembako atau bonus PKH tidak pernah saya ambil atau terima." Tuturnya
"Kami semua KPM PKH yang beberapa orang sangat memohon kepada pihak BRI, petugas pendamping PKH atau instansi pihak yang terkait supaya ATM kami di percepat untuk dicetak dan diberikan kepada kami, sehingga kalau kami sudah punya ATM maka PKH bisa kami ambil di lokasi atau daerah terdekat tanpa kami mengeluarkan biaya yang besar, dan sembako atau Bonus PKH selama ini yang belum pernah kami terima bisa kami terima bulan ini dan tahun 2021 ini." Harap seleruh KPM PKH.
"Saat Media konfirmasi kepada pendamping PKH (Armahati Buulolo) melalui telepon seluler, (Minggu, 10/01/2021), bahwa mengenai ATM KPM PKH, tanpa KPM yang telah di sampaikan pun sama saya sudah saya usahakan dan bahkan dalam beberapa hari yang lalu telah saya rekap dan saya serahkan di BRI Lahusa data KPM yang tidak punya ATM dan saya sudah berusaha minta bantu dan minta tolong kepada pihak BRI Lahusa untuk KPM Desa Hiliorahua dan bahkan Desa yang lain juga khususnya wilayah Kecamatan Susua agar secepatnya ATM PKH itu dicetak dan diberikan kepada KPM yang masih belum memilikinya, karena daerah Kecamatan Susua ini merupakan daerah yang terjauh." Ujar Armahati Buulolo kepada media
"Lanjutnya, saya juga pernah mengusulkan kepada pihak BRI Lahusa supaya jangan menunggu lagi ATM dari pusat, kalau bisa ATM sementara atau ATM seraf itu dulu diberikan kepada KPM, karena hanya gara-gara mengambil uang yang seratus ribu KPM mengeluarkan biaya dua ratus ribu ongkos mereka, dan pihak BRI menjawab saya suapaya kita tetap sabar dulu Buulolo karena kami melayani begitu banyak KPM bukan hanya satu dua orang atau sepuluh orang tapi yang kami layani ada ratusan orang, jadi mohon untuk bersabar dulu." Jelasnya
"Kemudian, kerugian KPM PKH yang dapat sembako mereka tidak bisa menerima itu tanpa ada kartu ATM, dan biasanya sembako yang dua ratus ribu per bulan jika tidak ditarik oleh KPM setiap akhir tahun itu bisa hangus atau ditarik kembali oleh negara, jadi walaupun demikian mari kita bersabar dulu khususnya KPM karena saya sudah memberikan target kepada pihak BRI kemarin yaitu bulan dua ini supaya semua KPM dapatkan dan memegang ATM mereka masing-masing." Tandasnya. (Martinu Buulolo)
Editor : Edy MDNews 01
Tags
Ekonomi