Petani di Nias desak pemerintah dongkrak harga karet.


Nias, Mediadunianews.com - harga karet yang berada diangka Rp 5.000 perkilogram terus dikeluhkan oleh penderes karet, karena karet salah satu mata pencaharian utama warga dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.



Hal itu dikatakan oleh sejumlah warga kepada wartawan mediadunianews Senin, (28/09/2020) saat berbincang - bincang tentang harga karet yang beberapa tahun ini anjelok turun, dan tidak seimbang dengan kebutuhan para petani.



Salah seorang warga Desa Laowo Hilimbaruzo, Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias Ati waruwu sangat mengeluh karena harga karet anjelok turun di Nias.


"Dalam seminggu petani hannya mendapat 10 kg karet, dengan total penghasilan berkisar Rp 50.000 sementara mereka membeli beras dalam satu minggu adalah 10 kg dengan harga 15.000/1 kg. Sementara pengeluaran mereka dalam satu minggu Rp. 150.000  ribu, jelas hal ini minus", ujar Ati Waruwu kepada wartawan mediadunianews.com.


Hal yang serupa juga dialami oleh Anton waruwu warga Desa Dekha, Kecamatan Ma'u, Kabupaten Nias,Provinsi Sumatera Utara, dirinya memohon sangat kepada pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden Joko widodo, untuk mencari solusi alternatif untuk mendongkrak harga karet di Nias.


"Kami tahu bahwa Presiden Joko Widodo tidak membeli karet, tapi kiranya bisa mencari pengusaha/Negara lain yang siap menampung karet dari Negara Indonesia ini agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sebab kalau tidak ada solusinya maka jumlah kemiskinan dikepulauan Nias semakin bertambah jumlahnya", ungkap Anton dengan rasa kesal. 


Demikian juga disampaikan oleh Kepala Desa Lewa - Lewa Agus Gulo. Dirinya berharap agar pemerintah dapat memperhatikan hal ini, agar menaikkan harga karet yang saat ini berada diangka Rp. 5.000 1/kg dikepulauan Nias",harapnya. (sokhi waruwu).

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال