Kades FH Diduga Klaim Kudis Sebagai Luka Akibat Pengeroyokan


Nias Barat, Mediadunianews.com- Demi memutarbalikan fakta kasus pengeroyokan terhadap Hasan Hia kontributor media online XNews.id pada bulan Juli lalu, Kepala Desa (Kades) Fadoro berinisial FH juga mengaku dirinya sebagai korban dan luka akibat pengeroyokan yang diklaimnya diduga kudis.

Hal ini diketahui pada sejumlah foto beredar di media sosial yang ditunjukkan oleh Kades yang diduga mencoba memutarbalikkan fakta atas peristiwa pengeroyokan tehadap Hasan Hia kontributor XNews.id di Kepulauan Nias pada bulan Juli lalu. Dalam foto tersebut terlihat seperti kudis.

Hasan Hia Kontributor XNews.id mengungkapkan bahwa fakta yang sesungguhnya dalam peristiwa itu adalah dia sebagai korban pengeroyokan yang diduga dilakukan oleh Kades FH bersama adik dan abang ipar Kades. Ia dikeroyok hingga babak-belur dan mengalami sejumlah luka-luka.

"Saat itu Kades bersama rekannya mendatangi saya di lokasi bangunan milik saya yang berjarak kurang lebih 300 meter dari kediaman para pelaku dan seketika mengeroyok saya," ungkap korban.

Korban menurutkan bahwa, saat itu terduga pelaku datang dan mengamuk sembari mengklaim bahwa tanah yang sedang dibangun sebagai tempat usaha panglong milik korban tersebut adalah milik mereka. Karena korban bertahan bahwa tanah itu milik keluarganya maka, Kades Fadoro langsung meninju mata korban sebelah kanan kemudian adik kandungnya dan abang iparnya langsung mengeroyok korban.

Saya dikeroyok hingga babak-belur dan mengalami sejumlah luka-luka di bagian bawah mata, tangan, kaki saya dan di kepala saya. Awalnya, tiba-tiba Kades meninju mata saya sehingga penglihatan saya jadi lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa sehingga adik kandung Kades dan abang iparnya leluasan mengeroyok saya hingga saya tersungkur ke halaman rumah, tutur korban.

Sedangkan, dikatakan, pada saat kejadian pihak keluarganya sedang fokus bekerja untuk mengecor fondasi bangunan tepat usaha panglong miliknya. Kejadiannya sangat singkat dan langsung dilerai oleh warga yang berada di TKP sehingga tidak ada peluang bagi pihak korban membalas serangan para pelaku.

Setelah itu, saya langsung ke Polsek Sirombu membuat laporan pengaduan atas peristiwa tersebut. "Meski saya lebih duluan tiba di Polsek dan sekira satu jam kemudian baru tiba Kades Fadoro namun pihak Polsek lebih duluan melayani laporan kades baru menyusul laporan pengaduan saya," ujarnya.

Ironisnya, dalam peristiwa itu terduga pelaku juga mengklaim dirinya sebagai korban pengeroyokan. Meski sesuai fakta, saya adalah korban dan ada saksi mata serta sudah dilakukan visum di Puskesmas ditemani oleh personil. Saat ini kasus tersebut Polsek Sirombu telah melimpahkan ke Polres Nias untuk dilakukan penyidikan, ketusnya.

Korban juga sangat mengkhawatirkan adanya ketidak adilan dan fair play dalam penanganan perkara tersebut, yang sesungguhnya ia adalah korban dalam kejadian itu.

Berdasarkan hal tersebut, saya memohon kepada bapak Kapolda Sumut agar kiranya terkait laporan penganiayaan terhadap saya yang telah saya laporkan di Polsek Sirombu dan kini dibawah penanganan pihak Polres Nias agar dapat digelar di Polda Sumut. Karena saya menduga beberapa oknum yang bertugas di Polres Nias memiliki hubungan emosional dengan terduga pelaku, keluhnya.

diberitakan sebelumnya, bahwasanya dua-duanya mengaku korban, atas kejadian penganiayaan di Desa Fadoro Kecamatan Sirombu kabupaten Nias Barat.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال