Nias Barat, Mediadunianews.com - Pihak keluarga korban mendesak Kapolsek Sirombu segera tangkap oknum kepala desa (Kades) dan dua lainya terduga pelaku pengeroyokan terhadap Hasan Hia yang juga wartawan XNews.id di Dusun I, Desa Fadoro, Kecamatan Sirombu, Kabupaten Nias Barat beberapa hari lalu.
Saya mewakili keluarga besar korban mengutuk keras pengeroyokan ini. Tindakan itu adalah tindakan barbar, kriminal dan premanisme," kata Folo'o Hia ayah kandung korban, Selasa (28/7/2020).
Dijelaskan, pada hari yang sama setelah anak saya dikeroyok, oknum Kades tersebut diduga memprovokasi masyarakat dan diduga mengundang massa untuk melakukan penyerangan terhadap keluarga kami.
"Kemudian korban juga dicegat di jalan saat hendak pulang ke rumah seusai membuat laporan di Polsek Sirombu oleh sejumlah pria yang diduga disuruh oknum Kades tersebut. Setelah itu, terjadi pembakaran di rumah kakak kandung korban yang diduga dilakukan oleh OTK. Kami curiga bahwa pembakaran itu berkaitan dengan pengeroyokan yang dialami oleh Hasan Hia," ujarnya.
Dia mengecam, tindakan oknum Kades itu sungguh sadis, melampaui batas pri kemanusiaan. Kejadian ini kami curiga bahwa telah direncanakan matang oleh para terduga pelaku dan diduga melakukan upaya percobaan pembunuhan terhadap keluarga korban, kecamnya.
Dengan itu kami mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus pengeroyokan tersebut. Tidak hanya para pelaku di lapangan namun juga oknum diduga sengaja melakukan pembakaran di rumah anak saya yang juga kakak kandung korban, desaknya.
Atas kejadian tersebut, hingga saat ini korban masih trauma, begitu juga dengan anak dan istrinya. Dengan itu, dimohon kepada Kapolsek Sirombu segera menuntaskan kasus ini jangan sampai memicu emosi keluarga korban karena para terduga pelaku merasa diatas angin seakan-akan kebal hukum.
Korban Hasan Hia, menjelaskan bahwa pengeroyokan itu berawal saat dirinya bersama warga setempat sedang duduk santai sembari menonton pekerja bangunan miliknya. Tiba-tiba datang adik kandung Kades Fadoro berinisial IPH dan memarahi pekerja tersebut dan mengklaim lahan itu adalah milik keluarganya. Korban kemudian mengajak IPH agar membicarakan hal itu baik-baik jangan dengan emosi.
“Tiba-tiba terduga pelaku IPH datang dan memarahi para pekerja, namun saya memintanya untuk membicarakan dengan baik-baik. Saya sarankan dia untuk memangil Kades Fadoro berinisial FH yang juga abang kandungnya agar kami duduk bersama membicarakan tanah tersebut dengan baik-baik,” terang Hasan Hia.
Kemudian IPH menjemput abang kandungnya FH. Setiba di lokasi kejadian Kades FH bukannya meredakan keadaan, malah marah-marah dengan nada keras saat mengklaim tanah tempat bangunan yang didirikan korban itu milik mereka.
“Ketika Kades Fadoro datang, dibonceng oleh adiknya lalu marah-marah saat turun dari motor dan mengklaim bahwa lahan tempat bangunan yang saya dirikan itu milik mereka. Padahal lahan itu merupakan tanah warisan dari kakek saya,” imbuhnya.
Setelah terjadi perdebatan antara Kades Fadoro dengan Hasan Hia, masih dilokasi yang sama. Saat itu korban duduk di kursi, kemudian Kades FH berdiri dan langsung meninju mata sebelah kanan korban. Kemudian adik Kades IPH dan Ipar mereka langsung mengeroyok korban, hingga korban mengalami sejumlah luka-luka.
Atas kejadian tersebut, korban langsung membuat laporan di Polsek Sirombu dan selanjutnya didampingi oleh personil untuk melakukan visum di Puskesmas Sirombu.
Saat mediadunianews.com konfirmasi kepada bapak Kapolsek Iptu O. Daeli lewat WhatsApp pribadinya, katany masih tahap proses.
"Kami masih tahap prises periksaan saksi-saksi pak kedua belah pihak karna dua-duanya mengaku korban dan masuk rumah sakit" kata O. Daeli (Eddy Laia)
Saya mewakili keluarga besar korban mengutuk keras pengeroyokan ini. Tindakan itu adalah tindakan barbar, kriminal dan premanisme," kata Folo'o Hia ayah kandung korban, Selasa (28/7/2020).
Dijelaskan, pada hari yang sama setelah anak saya dikeroyok, oknum Kades tersebut diduga memprovokasi masyarakat dan diduga mengundang massa untuk melakukan penyerangan terhadap keluarga kami.
"Kemudian korban juga dicegat di jalan saat hendak pulang ke rumah seusai membuat laporan di Polsek Sirombu oleh sejumlah pria yang diduga disuruh oknum Kades tersebut. Setelah itu, terjadi pembakaran di rumah kakak kandung korban yang diduga dilakukan oleh OTK. Kami curiga bahwa pembakaran itu berkaitan dengan pengeroyokan yang dialami oleh Hasan Hia," ujarnya.
Dia mengecam, tindakan oknum Kades itu sungguh sadis, melampaui batas pri kemanusiaan. Kejadian ini kami curiga bahwa telah direncanakan matang oleh para terduga pelaku dan diduga melakukan upaya percobaan pembunuhan terhadap keluarga korban, kecamnya.
Dengan itu kami mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus pengeroyokan tersebut. Tidak hanya para pelaku di lapangan namun juga oknum diduga sengaja melakukan pembakaran di rumah anak saya yang juga kakak kandung korban, desaknya.
Atas kejadian tersebut, hingga saat ini korban masih trauma, begitu juga dengan anak dan istrinya. Dengan itu, dimohon kepada Kapolsek Sirombu segera menuntaskan kasus ini jangan sampai memicu emosi keluarga korban karena para terduga pelaku merasa diatas angin seakan-akan kebal hukum.
Korban Hasan Hia, menjelaskan bahwa pengeroyokan itu berawal saat dirinya bersama warga setempat sedang duduk santai sembari menonton pekerja bangunan miliknya. Tiba-tiba datang adik kandung Kades Fadoro berinisial IPH dan memarahi pekerja tersebut dan mengklaim lahan itu adalah milik keluarganya. Korban kemudian mengajak IPH agar membicarakan hal itu baik-baik jangan dengan emosi.
“Tiba-tiba terduga pelaku IPH datang dan memarahi para pekerja, namun saya memintanya untuk membicarakan dengan baik-baik. Saya sarankan dia untuk memangil Kades Fadoro berinisial FH yang juga abang kandungnya agar kami duduk bersama membicarakan tanah tersebut dengan baik-baik,” terang Hasan Hia.
Kemudian IPH menjemput abang kandungnya FH. Setiba di lokasi kejadian Kades FH bukannya meredakan keadaan, malah marah-marah dengan nada keras saat mengklaim tanah tempat bangunan yang didirikan korban itu milik mereka.
“Ketika Kades Fadoro datang, dibonceng oleh adiknya lalu marah-marah saat turun dari motor dan mengklaim bahwa lahan tempat bangunan yang saya dirikan itu milik mereka. Padahal lahan itu merupakan tanah warisan dari kakek saya,” imbuhnya.
Setelah terjadi perdebatan antara Kades Fadoro dengan Hasan Hia, masih dilokasi yang sama. Saat itu korban duduk di kursi, kemudian Kades FH berdiri dan langsung meninju mata sebelah kanan korban. Kemudian adik Kades IPH dan Ipar mereka langsung mengeroyok korban, hingga korban mengalami sejumlah luka-luka.
Atas kejadian tersebut, korban langsung membuat laporan di Polsek Sirombu dan selanjutnya didampingi oleh personil untuk melakukan visum di Puskesmas Sirombu.
Saat mediadunianews.com konfirmasi kepada bapak Kapolsek Iptu O. Daeli lewat WhatsApp pribadinya, katany masih tahap proses.
"Kami masih tahap prises periksaan saksi-saksi pak kedua belah pihak karna dua-duanya mengaku korban dan masuk rumah sakit" kata O. Daeli (Eddy Laia)
Tags
Hukum dan kriminal