Yogyakarta, mediadunianews.co - Sebuah
Seminar Nasional bertemakan “Pembangunan Indonesia Berbasis Kawasan
Strategis Dan Penguatan Daerah (Kepni), berlangsung di Yogyakarta,
Sabtu, 19 Mei 2018. Seminar yang diselenggarakan IKN Yogyakarta dengan
Ketum Pengurus Charis Hulu dan Ketua Panitia Jaya Mendrofa, menghadirkan
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden RI (Wantimpres) Prof. Dr. Sri
Adiningsih, MSc untuk menjadi Keynote Speaker dan sekaligus Membuka
Acara.
Seminar juga mengundang sejumlah Pembicara, al : Zainudin Amali
(Ketua Komisi II DPR-RI), Dr. Ir. Arif Budimanta, MSc (Wakil Ketua
Komite Ekonomi Dan Industri Nasional RI), Firman Jaya Daeli (Mantan
Ketua DPP PDI Perjuangan Dan Anggota DPR-RI), Dr. Fonali Lahagu, M.Sc
(Ilmuwan), Dr. Saroziduhu Zebua, MM (Ketua BPP-PKN Perwakilan Jakarta),
Ketua Forum Kepala Daerah Se-Kepni, Finsen Mendrofa, SH, MH, CLA
(Profesional Muda), Esther Telaumbanua, SE (Aktifis Perempuan). Seminar
yang dihadiri ratusan peserta dan tamu undangan, diisi dan diakhiri
dengan berbagai atraksi seni budaya yang ditampilkan kalangan mahasiswa
dan pemuda.
- Tema Umum : “Pembangunan Indonesia Berbasis Kawasan Strategis Dan Penguatan Daerah”
- Topik Khusus : Pengembangan Kepulauan Nias Dan Pembangunan Kawasan Strategis Di Indonesia).
- Oleh : Firman Jaya Daeli (materi sebagai Pembicara Seminar)
Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan Indonesia Raya dengan
ideologi Pancasila, yang dapat diletakkan dan dipetakan dalam beberapa
pertimbangan. Indonesia Raya dapat dipandang setidaknya dari tiga
pendekatan strategis pertimbangan. Pertama : pertimbangan aspek
perbatasan dan kesejarahan. Ada sejumlah daerah dan kawasan di Indonesia
yang tergolong strategis karena merupakan wilayah perbatasan atau yang
berbatasan wilayah dengan negara-negara tetangga.
Selanjutnya ada juga
karena pertimbangan faktor kesejarahan khusus yang mengandung nilai
penting. Kedua : pertimbangan aspek kepulauan dan sumberdaya yang
dimiliki. Posisi ini menjadikannya menjadi gugusan daerah dan kawasan
strategis. Posisi status daerah dan kawasan sebagai kepulauan, berikut
dengan potensi daerah dan kawasan sebagai wilayah yang mengandung
sumberdaya kekuatan yang potensial. Pertimbangan aspek ini menjadikan
beberapa kawasan dan daerah di Indonesia menjadi diperhitungkan. Ketiga :
pertimbangan aspek jalur dan lintasan efektif strategis. Geo-sosial dan
geo-ekonomi sebuah kawasan dan daerah menjadi bermakna penting dan
menentukan apabila memiliki arus perlalulintasan perdagangan dan saluran
angkutan perekonomian antar titik-titik lokasi wilayah. Kebermaknaan
akibat karena kehadiran jalur dan lintasan pemakna dan penggerak
perekonomian.
Konstitusi
UUD 1945 sudah mengamanatkan prinsip terutama dan tertinggi, yaitu :
untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia ; dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Amanat ini semakin
memastikan dan menguatkan kebulatan tekad berjuang untuk memajukan
masyarakat dan membangun daerah. Tekad ini merupakan agenda menuju
pencapaian keadilan sosial dan kemakmuran ekonomi masyarakat. Pencapaian
keadilan dan kemakmuran bersama masyarakat Indonesia semakin mendapati
dan memiliki ruang dan jalan ketika dikaitkan dan diletakkan dalam
perspektif ketiga pertimbangan tadi (perbatasan dan kesejarahan ;
kepulauan dan sumberdaya ; jalur dan lintasan efektif strategis).
Ada
juga wilayah kepulauan di Indonesia yang merupakan kawasan dan daerah
strategis. Wilayah kepulauan ini merupakan gugusan yang menjadi atmosfir
pemakna dan penggerak wilayah dan kawasan sekitarnya. Ada beberapa
daerah otonom tingkat propinsi yang merupakan wilayah kepulauan. Ada
Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, NTB, NTT, Kepulauan Riau, Bangka
Belitung. Ada juga sejumlah kabupaten dan kota yang tergolong wilayah
kepulauan yang berpotensi kuat ditingkatkan statusnya untuk dibentuk
menjadi daerah otonom tingkat provinsi. Misalnya Kepulauan Nias (Kepni).
Wilayah Kepulauan Nias (Kepni) sesungguhnya mengandung potensi karena pertimbangan aspek
perbatasan dan kesejarahan serta pertimbangan aspek kepulauan dan
sumberdaya. Wilayah Kepni termasuk dalam kategori Daerah Tertinggal,
Terluar, Terdepan (3 T). Kepni harus berupaya serius untuk
mentrasformasi kategori ini, dan menjadikannya momentum untuk
membangkitkan dan memajukan wilayah Kepulauan Nias (Kepni).
Konsolidasi
Kepni secara mendasar, menyeluruh, dan bertahap pada dasarnya harus
senantiasa dan seterusnya menciptakan, memanfaatkan, dan
mengkapitalisasi potesi-potensi sejumlah pertimbangan yang dikandung.
Misalnya : mengkapitalisasi semaksimal mungkin pertimbangan wilayah
Kepni dari pertimbangan aspek perbatasan dan kesejarahan ; pertimbangan
dari aspek kepulauan dan sumberdaya. Juga harus selalu dengan cerdas,
kreatif, inovatif, positif, dan tuntas untuk mengkapitalisasi posisi
wilayah Kepni yang berstatus Daerah Tertinggal, Terluar, Terdepan.
Demikian pula, Kepni mesti selalu menciptakan, memanfaatkan, dan
mengkapitalisasi berbagai potensi kekuatan yang dimiliki. Misalnya :
kesenian, kebudayaan, kepariwisataan, keolahragaan, dan hal-hal lain
yang belum atau kurang dikapitalisasi sebelumnya. Perihal ini pada
gilirannya berfungsi efektif dan berdaya guna untuk mengundang,
mendatangkan, menghadirkan, dan menggerakkan perhatian, kepedulian, dan
dukungan publik, kalangan masyarakat, dan jajaran pemerintah regional
dan Nasional.
Wilayah
Kepni sebagai kawasan dan daerah strategis dapat ditelusuri dari
pertimbangan aspek kesejarahan. Bapak Proklamator RI Dan Presiden
Pertama RI Bung Karno mengunjungi Kepni selama beberapa hari di awal
tahun 1950-an (1953). Kunjungan ini bersifat khusus dan monumental
sebagai wujud janji dan komitmen mendatangi Kepni dari Pemerintah RI dan
jajarannya (Bung Karno bersama Bapak Proklamator RI Dan Wakil Presiden
Pertama RI Bung Hatta). Sebelumnya, Bung Hatta mengunjungi Kepni tahun
1950 sekembali menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB) di Belanda.
Kunjungan Dua Proklamator RI merupakan agenda kenegaraan dari jajaran
Pemerintah RI dan juga secara khusus merupakan misi pemerintahan Bung
Karno dan Bung Hatta. Kunjungan ini diagendakan khusus dalam rangka dan
sekaligus untuk menghormati dan menghargai kualitas jasa dan rangkaian
panjang perjuangan dan pengorbanan rakyat dan daerah Kepni yang berhasil
gemilang merebut dan mempertahankan Kemerdekaan RI di wilayah Kepni.
Kunjungan ini juga untuk mengapresiasi posisi tegas dan peran penting
dari rakyat dan daerah Kepni yang telah menunaikan tugas dan
tanggungjawab strategis mendukung sepenuhnya secara moral dan material
perjuangan
Bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan, keutuhan, dan
kedaulatan Indonesia. Perspektif sejarah ini berdasarkan keterangan
sejumlah sumber dan tulisan dari P.R. Telaumbanua (Bupati Kepni Periode
1946-1954). P.R. Telaumbanua adalah putra kelahiran dan keturunan Kepni,
juga memahami dan menjiwai adat istiadat dan kebudayaan Kepni, fasih
berbahasa Nias, Batak, Jawa, Inggeris, Jerman, dan Belanda, pernah
sekolah di Kepni, Tapanuli, Solo, Bandung, dan pernah bersekolah di
lembaga pendidikan Jerman dan Belanda. P.R. Telaumbanua pernah menjadi
Ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) Daerah Kepni (semacam parlemen) ;
Bupati Kepni dalam usia 27 tahun ; pejabat di
Pemerintah Provinsi Sumut ;
Residen Sumatera Timur ; Walikota Medan ; Gubernur Sumut dalam usia 46
tahun ; Pejabat Tinggi Di Kemendagri ; Anggota DPR-RI & MPR-RI. P.R.
Telaumbanua sangat bersahabat dekat dengan Bung Karno, Bung Hatta, dan
sejumlah pemimpin dan tokoh Indonesia lain pada zamannya. Bahkan sebelum Bung Karno merestui, menyetujui, dan mengangkat P.R. Telaumbanua
menjadi Gubernur Sumut, Bung Karno pernah mengajak pindah ke Jakarta dan
menawari P.R. Telaumbanua masuk jajaran Menteri Kabinet Bung Karno.
Namun P.R. Telaumbanua tak bersedia karena lebih mau mengabdi di daerah
untuk memajukan rakyat dan membangun daerah.
Kepni
sebagai kawasan dan daerah strategis, dapat juga diperhatikan dari
pertimbangan aspek wilayah perbatasan. Meskipun Kepni merupakan wilayah
perbatasan yang posisi fisik perbatasannya tak berhadapan dan berbatasan
dekat dengan negara-negara tetangga karena berjauhan posisi
perbatasannya, namun wilayah Kepni tetap mesti dipertimbangkan sebagai
kawasan dan daerah strategis. Pertimbangan ini karena Kepni berlokasi di
kawasan pantai Barat Sumatera di samudera luas yang berhadapan langsung
dengan lautan bebas (Lautan Indonesia). Kepni dapat juga
dipertimbangkan selain karena aspek kepulauan, juga karena pertimbangan
aspek sumberdaya.
Dinamika sumberdaya di sini dalam pengertian luas.
Kepni merupakan daerah otonom terlama (sejak pertengan tahun 1940-an
sudah menjadi kabupaten) di antara daerah-daerah lain yang berada di
sepanjang pantai Barat Sumatera. Kepni memiliki penduduk dan warga
masyarakat dalam jumlah terbanyak dibanding dengan jumlah penduduk dan
warga masyarakat daerah-daerah lain di pantai Barat Sumatera. Kepni
memiliki berbagai bentuk dan jenis sistem adat istiadat, kesenian,
kebudayaan, kepariwisataan yang bernilai tinggi, berusia lama
tradisional, bercirikan unik khas. Dinamika sumberdaya lainnya dapat
ditemui dalam hal pertanian, perkebuban, perikanan, kelautan, dan
lain-lain.
Kawasan
dan daerah tertentu, misalnya beberapa kawasan kepulauan di Indonesia,
termasuk Kepni mendapati dan memiliki momentum ketika Pemerintah
Nasional melalui Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla
menjabarkan dan menggerakkan salah satu program Nawacita, yakni :
Membangun Dari Pinggiran (Daerah Pinggiran). Wilayah Kepni selain karena
merupakan wilayah perbatasan dan terletak di wilayah pinggiran, juga
merupaka daerah tertinggal, terluar, terdepan.
Dengan demikian
wilayah-wilayah lain di Indonesia yang juga meliputi Kepni, menjadi
gugusan utama kewilayahan yang mendapat perhatian ekstra dan obyek
percepatan dan peningkatan pembangunan. Agenda ini disebabkan
wilayah-wilayah ini dan Kepni tergolong daerah pinggiran. Sehingga harus
dan sesegera mungkin mendapat pembangunan infrastruktur ke-PU-an,
perhubungan, perikanan dan kelautan, pertanian dan perkebunan, energi
dan pelayanan listrik dan air bersih, perlindungan dan pelayanan
pendidikan dan kesehatan, pemajuan dan pengembangan perdagangan dan
perindustrian (ringan, kecil, menengah).
Salah
satu pintu dan jendela masuk sebagai solusi tepat dan cerdas dari
strategi, kebijakan, dan agenda pemajuan masyarakat dan pembangunan
daerah Kepni adalah : Pembentukan Provinsi Kepni. Ada sejumlah
pertimbangan strategis dan argumen penting dari ide dan gagasan
perjuangan Pembentukan Provinsi Kepni. Pada dasarnya semuanya berintikan
dan bermuara pada kalimat optimis dan berpengharapan bahwa pembentukan
ini adalah merupakan : “Rumah Sehat Sebagai Solusi Cerdas Dan Tepat Yang
Menjadi Tempat Tinggal Hidup Dan Bertumbuh Bersama”. Sembari
melanjutkan, meningkatkan, dan memusatkan perjuangan dalam rangka
pembentukan provinsi, maka seharusnya dan sebaiknya juga strategi,
kebijakan, dan agenda perjuangan untuk membangun kawasan dan daerah
Kepni harus senantiasa berlangsung dan berkelanjutan. Mesti pula selalu
menciptakan dan mengkapitalisasi sejumlah pertimbangan strategis yang
dimiliki Kepni. Mengkapitalisasi sebaik mungkin dan seefektif mungkin
pertimbangan keberadaan wilayah Kepni dari pertimbangan aspek perbatasan
dan kesejarahan ; pertimbangan dari aspek kepulauan dan sumberdaya.
Harus juga cerdas, kreatif, inovatif, positif, dan tuntas untuk
mengkapitalisasi Kepni yang berstatus Daerah Tertinggal, Terluar,
Terdepan. Kepni menciptakan dan mengkapitalisasi potensi kesenian,
kebudayaan, kepariwisataan, keolahragaan, dan lain-lain. Dengan
demikian, target, sasaran, dan fokusnya mengarah dalam rangka menuju dan
mencapai keadilan sosial umum dan kemakmuran rakyat semesta di wilayah
Kepni sebagai kawasan dan daerah strategis, yang merupakan bagian
penting dari Indonesia Raya dan bernaung di bawah panji-panji NKRI
dengan ideologi Pancasila dan konstitusi UUD 1945. (Frengki Ndruru)
Sumber Oleh : Firman Jaya Daeli (Materi Sebagai pembicara Seminar).
Editor : Edy MDNews 01.
Tags
Nasional